Timur Tengah Makin Panas, Jerman Kirim Kapal Perang

SHARE  

Fregat Denmark Iver Huitfeldt berangkat ke Teluk Aden, dari Pangkalan Angkatan Laut di Korsoer, Denmark, 29 Januari 2024. Fregat Denmark akan berkontribusi untuk memperkuat keamanan maritim di dan sekitar Laut Merah. (Ritzau Scanpix/Mads Claus Rasmussen via REUTERS) Foto: Ilustrasi kapal perang Jerman (via REUTERS/RITZAU SCANPIX)

Jakarta, CNBC Indonesia – Situasi Timur Tengah semakin memanas. Jerman dilaporkan mengirimkan kapal perang di wilayah tersebut.

Dikutip dari AFP, Jumat (9/2/2024), kapal fregat angkatan laut Jerman telah berlayar ke Laut Merah sejak Kamis. Kapal tersebut akan beroperasi melindungi kapal-kapal komersial dari serangan Houthi di Yaman.

PILIHAN REDAKSIBahaya! Sekjen PBB Peringatkan Israel Makin ‘Menggila’ ke Palestina!Calon Korban Krisis Laut Merah Makin Banyak, Waspada Malapetaka BaruIsrael Tolak Tawaran Gencatan Senjata, Harga Minyak Dunia Jadi BeginiJalur Laut Merah Makin Mencekam, Pengusaha Dunia Kompak Teriak

“Pengerahan tersebut menandai keterlibatan paling serius unit angkatan laut Jerman dalam beberapa dekade,” kata kepala angkatan laut Jan Christian Kaack kepada wartawan di Berlin.

“Fregat Hesse berangkat dari pelabuhan Wilhelmshaven di Jerman utara dengan awak sekitar 240 orang,” tambahnya.

Ia mengatakan kapal itu akan mampu merespons potensi serangan termasuk dari rudal, drone, dan “kamikaze” yang dikendalikan dari jarak jauh. Namun misi fregat tersebut masih perlu dikonfirmasi oleh parlemen Jerman dan Uni Eropa (UE).

Keputusan ini sendiri diumumkan sebelum pertemuan para menteri luar negeri UE pada 19 Februari. Namun perlu diketahui, UE saat ini memang sedang mempertimbangkan misi angkatan laut untuk meningkatkan keamanan kapal dagang di Laut Merah.

Milisi Houthi sendiri telah melancarkan sejumlah serangkaian serangan terhadap kapal-kapal yang melintasi Laut Merah sejak November. Mereka mengatakan hal tersebut sebagai protes serangan Israel ke wilayah Gaza, Palestina.

Laut Merah biasanya membawa sekitar 12% perdagangan maritim global. Kawasan ini merupakan jalur perdagangan tersingkat dari Asia ke Eropa dan sebaliknya dengan melewati Terusan Suez di Mesir.

Sementara itu, pasukan AS dan Inggris dalam beberapa pekan terakhir telah melancarkan serangan gabungan yang bertujuan mengurangi kemampuan kelompok Houthi untuk menargetkan kapal-kapal yang transit di rute itu. Namun Houthi berjanji akan terus melanjutkan serangan mereka.

Menurut platform PortWatch Dana Moneter Internasional, total volume transit melalui Terusan Suez turun 37% tahun ini. Hal tersebutmerujuk data tanggal 16 Januari dibandingkan dengan periode yang sama tahun https://outbackball.com/sebelumnya.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*