GAZA, KOMPAS.TV – Militer israel mengeklaim telah mengepung markas pemimpin hamas Yahya Sinwar di Khan Younis, Gaza selatan.
Militer Israel mengungkapkan pada Kamis (7/12/2023), Sinwar yang merupakan otak dibalik serangan Hamas ke Israel sudah dalam kondisi tersudut di markas sekaligus kediamannya.
Membunuh Sinwar merupakan salah satu tujuan dari penyerangan Israel ke Gaza selatan.
Baca Juga: Otoritas di Wilayah Jerman Ini Paksa Pemohon Kewarganegaraan untuk Akui Israel
Namun teka-teki atas reaksi Sinwar yang tengah terkepung malah membuat negara Zionis tersebut was-was.
Hal tersebut diungkapkan oleh Mantan Komandan Pasukan Khusus Elit Israel Doron Avatal.
Tugas Avatal sebelumnya adalah memburu pemimpin kelompok perlawanan, salah satunya Hamas.
“Saya tak yakin apa yang harus dipikirkan mengenai Sinwar, apakah ia akan melawan hingga kematiannya, ataukah ia akan kabur,” ujar Avital dikutip dari CBS News.
“Tak ada yang bisa mengatakan bagaimana komandan dari organisasi seperti itu akan bertindak,” ujar Avital.
Namun, Sinwar kemungkinan sudah memberikan petunjuk atas apa yang akan dilakukannya pada konferensi pers 2021 lalu.
“Kado terbaik yang bisa diberikan pemimpin okupasi adalah membunuh saya, karena sejak anak-anak, saya dibesarkan dengan cara mengorbankan hidup untuk negara ini,” kata Sinwar.
Pasukan Pertahanan Israel (IDF) terus melakukan bombardir ke selatan Gaza, yang merupakan wilayah di mana banyak warga sipil Gaza lari sejak perang dimulai.
Pejabat Kesehatan Gaza mengungkapkan jumlah angka kematian di Gaza saat ini sudah melebihi 17.000.
Sementara itu, Israel mengatakan 87 tentaranya telah terbunuh dalam serangan ke Gaza.
Baca Juga: Putra Menteri Kabinet Perang Israel Tewas di Gaza, Terbunuh karena Ledakan Terowongan
Israel sendiri menyerang Rafah yang ada di selatan Gaza dua kali dalam semalam.
Salah satu sasarannya adalah wilayah di mana warga sipil Palestina mencari perlindungan, setelah Israel memperlebar serangannya.
PBB juga mengatakan sudah tidaj ada lagi tempat aman di Gaza, dan Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres telah mengaktifkan pasal langka untuk memperingatkan Dewan Keamanan (DK) PBB ag