Foto: Arina Yulistara
Jakarta, CNBC Indonesia – Perusahaan kosmetika ternama di dunia, The Body Shop bangkrut dan menutup ratusan tokonya d Amerika Serikat dan Kanada. Operasional perusahaan tertekan inflasi.
Sejak 1 Maret, perusahaan yang berbasis di Inggris itu tidak lagi mengoperasikan ratusan toko-tokonya di Amerika Serikat termasuk toko online, setelah mengajukan kebangkrutan. Sementara itu, di Kanada sebanyak 33 toko dari 105 tokonya dijual.
“Inflasi yang tinggi dalam beberapa tahun terakhir telah merugikan toko-toko seperti The Body Shop yang sebagian besar beroperasi di luar mal dan ditujukan untuk kelas menengah,” dikutip dari laporan CNN, Jakarta, Senin (11/3/2024).
The Body Shop telah didirikan sejak 1976 di Inggris oleh aktivis lingkungan dan hak asasi manusia Anita Roddick. Perusahaan ini memasarkan produk kosmetik yang diklaim alami, dan ramah lingkungan.
Perusahaan itu bahkan dikenal sebagai salah satu perusahaan pertama yang melarang uji coba produk kosmetik terhadap hewan. Pada 2019, perusahaan ini telah disertifikasi B Corp atau memenuhi standar transparansi dan kesadaran lingkungan.
Pada 2023, bisnis The Body Shop sebetulnya masih berkembangan dengan kehadiran 2.500 toko ritel di lebih dari 80 negara. Perusahaan itu juga memasarkan produknya secara daring di lebih dari 60 pasar digital.
Dalam perjalanannya, The Body Shop telah beberapa kali pindah kepemilikan. Pada 2006, perusahaan itu dibeli oleh L’Oreal dengan harga lebih dari US$ 1 miliar. Lalu pada 2017 dibeli perusahaan Brasil, Natura & Co seharga US$ 1 miliar.
Selanjutnya, pada akhir tahun lalu, Th Body Shop dijual oleh Natura ke perusahaan manajemen aset Aurelius seharga US$ 266 juta setelah laporan keuangannya mencatat https://pembangkitkuku.com/penurunan bisnis 13,5% secara tahunan pada 2022.