Ekonomi China Dalam Bahaya, Ini Tanda Terbarunya

SHARE  

Ilustrasi bendera China. (VCG via Getty Images/VCG)

Jakarta, CNBC Indonesia – Indeks harga konsumen China mengalami penurunan tercepat dalam tiga tahun terakhir pada November 2023, seiring dengan deflasi di tingkat pabrik yang makin dalam. Hal ini menunjukkan peningkatan tekanan deflasi karena lemahnya permintaan domestik.

Data dari Biro Statistik Nasional (NBS) pada Sabtu (9/12/2023) menunjukkan Indeks harga konsumen minus atau terjadi deflasi 0,5% baik secara tahunan maupun bulanan.

Penurunan tersebut lebih dalam dari ekspektasi deflasi sebesar 0,1% dalam jajak pendapat Reuters. Deflasi kali ini juga merupakan yang paling tajam sejak November 2020.

Baca: Deretan Orang Terkaya Israel, Ternyata Ikut Keruk Cuan di RI

Meskipun harga konsumen di negara dengan perekonomian terbesar kedua di dunia ini berada di fase deflasi dalam beberapa bulan terakhir, Gubernur bank sentral China Pan Gongsheng mengatakan pekan lalu bahwa indeks harga konsumen diperkirakan akan “meningkat.”

Sementara itu, indeks harga produsen pada November juga mencatatkan penurunan 3,0% secara tahunan, lebih dalam dibandingkan dengan penurunan bulan sebelumnya sebesar 2,6%.

Penurunan ini juga menjadi yang ke-14 bulan berturut-turut dan yang terdalam sejak Agustus.

Data perdagangan dan survei manufaktur yang beragam telah membuat seruan untuk dukungan kebijakan lebih lanjut tetap hidup guna menopang pertumbuhan.

Baca: Sekutu Putin Blak-blakan soal PD 3, “Darah Akan Mengalir”

Perekonomian China telah bergulat dengan berbagai hambatan tahun ini, termasuk meningkatnya utang pemerintah daerah, pasar perumahan yang lesu, dan lemahnya permintaan di dalam dan luar negeri, dengan konsumen yang mengurangi pembelian akibat ketidakpastian pemulihan ekonomi.

Moody’s pada Selasa memberikan peringatan penurunan peringkat kredit China, dengan mengatakan bahwa biaya untuk memberikan dana talangan kepada pemerintah daerah dan perusahaan-perusahaan negara serta mengendalikan krisis properti akan membebani perekonomian.

Kementerian Keuangan China sendiri menyebut keputusan tersebut “mengecewakan”, dan mengatakan perekonomian akan pulih dan risiko dapat dikendalikan.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*