Foto: Presiden Rusia Vladimir Putin (via REUTERS/SPUTNIK)
Juru Bicara Kremlin, Dmitry Peskov mengatakan Rusia hanya akan menggunakan persenjataan nuklirnya jika negaranya terancam. Dia menggambarkan penggunaan senjata semacam itu sebagai senjata perpisahan.
“Jika ada sesuatu yang mengancam keberadaan negara kita, maka senjata nuklir (akan digunakan),” ujarnya dikutip Russia Today, Minggu (10/3/2024).
Dalam pidato tahunannya di Majelis Federal pada hari Kamis lalu, Presiden Putin mengingatkan calon agresor bahwa semua upaya sebelumnya untuk menaklukkan Rusia telah berakhir dengan kegagalan. Ia menegaskan Moskow memiliki persenjataan nuklir yang besar.
Pemimpin Rusia tersebut juga mencatat bahwa para pejabat Barat pada dasarnya sedang memicu perang nuklir habis-habisan dengan retorika mereka yang semakin meningkat.
“Sekarang konsekuensinya bagi calon penjajah akan jauh lebih tragis,” ujar Putin.
Sementara itu, Financial Times, yang mengutip bocoran presentasi perwira Angkatan Laut Rusia antara tahun 2008 dan 2014, menuduh bahwa ambang batas Moskow untuk menggunakan senjata nuklir taktis jarak pendek mungkin lebih rendah dari perkiraan para ahli pertahanan Barat.
Retorika ini sendiri semakin meningkat saat Rusia berhasil mencetak kemenangan besar dalam perangnya melawan Ukraina bulan lalu. Diketahui, militer Moskow berhasil menguasai kota Avdiivka dari pasukan Kyiv.
Putin menyebut penangkapan Avdiivka sebagai “kemenangan penting”. Pasalnya, perebutan ini terjadi di tengah kekurangan amunisi yang akut di Ukraina, sementara bantuan militer Amerika Serikat (AS) kepada Kyiv tertunda selama berbulan-bulan di Kongres.
“Kepala negara mengucapkan selamat kepada tentara Rusia atas keberhasilan ini, sebuah kemenangan penting,” kata Kremlin dalam sebuah pernyataan di situsnyahttps://pembangkitkuku.com/ dikutipĀ Reuters.