Rusia Beri Ancaman Serius, Negara Ini Target Setelah Ukraina

Jakarta, CNBC Indonesia – Di tengah perang dengan Ukraina, Rusia rupanya telah memberikan ancaman tersirat terhadap Moldova, salah satu negara di Eropa Timur yang bertetangga dengan Kyiv.

Ancaman ini bukan tanpa sebab. Menteri Luar Negeri (Menlu) Rusia Sergei Lavrov mengatakan bahwa salah satu negara bekas republik Soviet itu sedang berada dalam bahaya karena keinginannya untuk bergabung dengan Uni Eropa (UE).

Pernyataan Lavrov disampaikan dalam konferensi tingkat menteri yang diadakan oleh Organisasi untuk Keamanan dan Kerja Sama di Eropa (OSCE), organisasi keamanan regional terbesar di dunia pada akhir November lalu.

Baca: Putin Beri Pesan Tegas soal Pilpres 2024, Begini Katanya

“Memorandum Kozak, yang seharusnya bisa menyelesaikan situasi di Moldova 20 tahun lalu, adalah salah satu upaya yang gagal untuk menyelesaikan masalah akut di benua kita berdasarkan prinsip-prinsip OSCE,” kata Lavrov, dikutip Newsweek.

“Pada saat itu, NATO dan Uni Eropa Brussels secara tidak sengaja ‘menorpedo’ dokumen tersebut…. Faktanya, Moldova ditakdirkan untuk menjadi korban berikutnya dalam perang hibrida melawan Rusia yang dilancarkan oleh Barat.”

Sementara Kementerian Luar Negeri Moldova pun mengecam komentar Lavrov, menyebut invasi Rusia ke Ukraina “brutal” dan mengatakan bahwa Moldova “telah merasakan seluruh upaya destabilisasi yang dilakukan Rusia terhadap kami.”

“Pernyataan Rusia, baik hari ini atau sebelumnya, adalah bagian dari serangkaian tindakan permusuhan yang coba diterapkan Federasi Rusia terhadap negara kami selama 30 tahun terakhir,” bunyi pernyataan tersebut.

“Untungnya, selama ini, negara-negara mitra di Barat telah berada di pihak kita, membantu kita mengatasi ancaman-ancaman ini dengan sukses.

Baca: Viral Israel Telanjangi Puluhan Warga Palestina, Dunia Teriak

“Mengingat Menteri Lavrov masih hadir pada pertemuan tingkat menteri OSCE, kami berharap pesan kami, yang jelas dan tajam, akan dapat dipahami olehnya juga: Republik Moldova, tidak dapat diubah lagi, menuju Eropa dan hari ini, lebih dari sebelumnya, kami mendesak penarikan seger dan tanpa syarat pasukan Rusia dari wilayah kami.”

Pada Juni 2022, Uni Eropa (UE) dan negara-negara anggotanya memberikan dukungan penuh kepada Moldova dan memberinya status kandidat. Dukungan tersebut ditegaskan kembali pada Maret tahun ini, dengan UE dan anggotanya berjanji untuk terus memberikan dukungan keamanan dan ekonomi kepada Moldova sambil menunggu jalan menuju aksesi.

Sementara Memorandum Kozak adalah rencana tahun 2003, yang diusulkan oleh Rusia, yang berupaya menyelesaikan hubungan antara Moldova dan Transnistria, wilayah separatis yang memisahkan diri dari Moldova pada tahun 1990. Memorandum tersebut akhirnya ditolak oleh Vladimir Voronin, yang saat itu menjadi presiden Moldova.

Pada tanggal 24 November, para pejabat Rusia mengecam Moldova dan mengancam akan membalas setelah parlemen negara tersebut memutuskan untuk ikut serta dalam sanksi UE terhadap Rusia sehubungan dengan perang di Ukraina.

Langkah Moldova ini merupakan bagian dari upaya untuk mengubah undang-undang sehingga negara tersebut dapat mengajukan upaya untuk bergabung dengan UE.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*